Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan Polda Metro Jaya bersama Forum Wartawan Polri (FWP) dengan menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DKI Jakarta (PWI Jaya) diselenggarakan Senin dan Selasa (15-16/12) di Gedung Balai Pertemuan Polda Metro Jaya. UKW adalah upaya meningkatkan profesionalisme, integritas, dan etika jurnalistik.
Sebanyak 86 peserta terdaftar mengikuti UKW ke-64 untuk PWI Jaya ini, dengan mayoritas adalah anggota FWP, anak-anak muda dari media arus utama. PWI Jaya mendapat kuota 25 peserta. Dari 86 peserta, terbanyak yang pernah mengikuti UKW PWI Jaya, hanya 83 yang terlibat dalam UKW. Hasilnya, 77 dinyatakan kompeten, enam peserta harus mengulang lagi.
Dengan tambahan 77 peserta kompeten dari UKW ke-64 PWI Jaya ini, atau ke-847 secara nasional, jumlah wartawan yang telah dinyatakan kompeten untuk seluruh Indonesia melalui UKW PWI kini mencapai 20.263 orang. Meningkat dari sebelumnya, 20.186 wartawan kompeten.
UKW ke-64 PWI Jaya terbagi atas 13 Kelas Muda, dua Kelas Madya, dan satu Kelas Utama, melibatkan 16 penguji. Yakni, Aat Surya Safaat, Zulmansyah Sekedang, Kesit B Handoyo, Tb Adhi, M Noeh Hatumena, Diapari Sibatangkayu, Nurcholis MA Basyari, Rita Sri Hastuti, Firdaus Baderi, Rabiatun Drakel, AR Loebis, Irmanto, Wawan Juwarna, Widodo Asmowiyoto, Ahmad Syukri A, dan Ghiok Riswoto.
Pelaksanaan UKW ke-64 PWI Jaya ini terselenggara dengan baik karena sinergi yang luar biasa antara Dewan Pers, PWI Pusat, Polda Metro Jaya, Forum Wartawan Polri, dan PWI Jaya. Elemen Dewan Pers, PWI Pusat, Polda Metro Jaya, FWP, PWI Jaya, bahu membahu menyukseskan UKW yang dipersiapkan sekitar dua pekan ini. Seluruh peserta terjaring dari tim administrasi pusat PWI Pusat yang terdiri dari Zullia, Wina, Lisna, dan Fia, serta admin daerah Vitha. Kinerja panitia dari anggota PWI Jaya Helmi AR, Budi Utomo, Agus Rinto Hartoyo, serta tim FWP yang dipimpin Akhmad Faruk juga luar biasa.
Dalam amanatnya pada sesi penutupan, Selasa (16/12/2025), Direktur Uji Kompetensi Wartawan PWI Pusat Aat Surya Safaat berpesan kepada para peserta yang dinyatakan kompeten untuk terus menulis. “Cogito ergo sum. Aku berpikir/menulis, maka aku ada,” kata Aat mengutip filsuf Francis, Rene Descartes, untuk memotivasi wartawan yang telah lulus UKW.
Ketua PWI Jaya Kesit B Handoyo dalam sambutannya menyatakan bahwa UKW ini hanya dipersiapkan selama 10 hari. “Ini adalah hasil kolaborasi yang luar biasa,” ucap Kesit di acara penutupan, Selasa (16/12) siang.
“Selamat kepada seluruh peserta yang dinyatakan kompeten. Yang belum kompeten tidak perlu kecil hati, masih ada waktu enam bulan kedelapan mengulang,” ujar Kesit.
Ketua PWI Jaya memuji antusiasme yang luar biasa dari para peserta, mayoritas anggota FWP, dan secara mengurai terima kasihnya atas pemberian kuota untuk anggota PWI Jaya.
“Semoga kerja sama ini terus berlanjut. Polda Metro Jaya telah menunjukkan sebuah program yang fantastis, menjadi pelopor. Semoga segera diikuti oleh Polda-Polda yang ada di lndonesia bekerja sama dengan PWI Provinsi,” harap Kesit.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan UKW menjadi bagian penting dalam memperkuat sinergi antara Polri dan insan pers di tengah tantangan arus informasi yang semakin cepat dan kompleks.
Kombes Pol Budi Hermanto mengapresiasi peran Dewan Pers, PWI Pusat, PWI Jaya, Forum Wartawan Polri, dewan penguji, serta seluruh panitia yang telah menyukseskan UKW 2025. Ia berharap kompetensi yang diperoleh peserta tidak berhenti pada sertifikat, tetapi diterapkan dalam karya jurnalistik yang mencerahkan dan membangun kepercayaan publik.
Kombes Pol Budi Hermanto juga mengucapkan permohonan maaf dari bapak Kapolda yang ada siang hari ini yang ada kegiatan yang bersamaan tapi itu tidak menghilangkan makna dan manfaat dari kegiatan ini. “Pak Kapolda juga mengucapkan selamat kepada rekan-rekan yang lulus, dan tetap semangat kepada peserta yang belum dinyatakan kompeten,” katanya.
Kombes Pol Budi Hermanto mengurai harapannya agar seluruh peserta menjadikan UKW ini sebagai proses keilmuan, agar lebih bermanfaat, lebih memiliki makna. “Jadi kehadiran rekan rekan itu bukan sekedar hadir, tetapi memberikan dampak, dampak yang positif,” tegas Budi Hermanto.








