Kemenkes Waspadai Leptospirosis Pascabanjir

oleh -64 Dilihat
oleh

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap leptospirosis, penyakit yang kerap muncul setelah bencana banjir dan tanah longsor. Penyakit ini sering terlambat dikenali karena gejala awalnya menyerupai demam biasa, namun dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, drg. Murti Utami, menegaskan leptospirosis menjadi ancaman serius di wilayah terdampak banjir akibat sanitasi yang memburuk dan meningkatnya populasi tikus.

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan bakteri Leptospira dan ditularkan melalui urin hewan terinfeksi, terutama tikus. Penularan terjadi saat kulit terluka atau selaput lendir bersentuhan dengan air, lumpur, tanah, atau makanan yang terkontaminasi, kondisi yang banyak dijumpai pascabencana.

Kemenkes mencatat, genangan air, lingkungan yang kotor, serta aktivitas warga tanpa alat pelindung diri saat membersihkan area terdampak banjir meningkatkan risiko penularan.

Untuk itu, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, atau mata merah setelah terpapar air banjir atau lumpur, tanpa menunda hingga kondisi memburuk.

Peringatan ini dituangkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Nomor PV.03.03/C/5559/2025 tentang kewaspadaan potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis.

Kemenkes juga meminta fasilitas pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan dengan menjadikan leptospirosis sebagai diagnosis banding pada kasus demam akut dengan riwayat paparan risiko dalam dua minggu terakhir. Penguatan surveilans melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) serta penyelidikan epidemiologi juga ditekankan apabila terjadi peningkatan kasus.

Selain upaya medis, pencegahan di tingkat masyarakat dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menjaga kebersihan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan air banjir tanpa pelindung.

No More Posts Available.

No more pages to load.