China Jajaki Investasi Serat Bambu di Kawasan Transmigrasi Indonesia

oleh -75 Dilihat
oleh

Kementerian Transmigrasi menerima kunjungan Delegasi Promosi Perdagangan Indonesia–Guangdong (PPIG) untuk menjajaki peluang investasi asal China di Indonesia. Delegasi tersebut disambut langsung oleh Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi di Kantor Kementrans, Kalibata, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

Delegasi PPIG dipimpin oleh Indonesia Executive Chairman Mr Sim dan Director of The Economic Diplomacy Office Jay Yu. Dalam pertemuan itu, PPIG memaparkan rencana investasi pengembangan reed bamboo atau bambu varietas reed di kawasan transmigrasi.

Jay Yu menjelaskan, reed bamboo memiliki nilai ekonomi tinggi karena dapat diolah menjadi serat bambu (fiber bamboo) yang digunakan sebagai bahan pakaian dan aksesoris, seperti kaos, jaket, kaus kaki, dan penutup kepala. Produk berbahan serat bambu dinilai lebih unggul karena ramah lingkungan dan nyaman digunakan.

“Selain diolah menjadi serat, daun bambu ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Reed bamboo bahkan mampu menyerap karbon dioksida sehingga berpotensi masuk dalam pasar karbon bernilai tinggi,” ujar Jay Yu.

Ia menambahkan, budidaya reed bamboo relatif mudah dan berkelanjutan. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 15 tahun tanpa pupuk dan perlakuan khusus. Dengan lahan sekitar 0,27 hektare, petani sudah dapat membudidayakannya. Sementara pada lahan satu hektare, potensi keuntungan mencapai 12.750 dolar AS per tahun, dengan harga bibit sekitar 0,6 dolar AS per pohon.

PPIG menyatakan keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen serat bambu terbesar di Asia Tenggara. Untuk itu, investasi dirancang secara terintegrasi, mulai dari penanaman hingga pengolahan, termasuk pembangunan pabrik. Satu unit pabrik direncanakan berdiri untuk setiap 70 hektare lahan.

Menanggapi paparan tersebut, Wamen Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menyambut positif rencana investasi tersebut. Menurutnya, bambu sudah lama dikenal dan dibudidayakan masyarakat Indonesia, baik secara alami maupun melalui penanaman.

“Pengembangan bambu di kawasan transmigrasi memang menjadi salah satu program Kementrans. Indonesia memiliki banyak varietas bambu yang bisa dikembangkan sesuai karakter wilayah,” kata Viva Yoga.

Ia mengungkapkan, Kementrans juga telah menjalin kerja sama pengembangan bambu di kawasan transmigrasi sebelumnya, termasuk di Kawasan Transmigrasi Ponu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, untuk kebutuhan biomassa pembangkit listrik.

Viva Yoga menegaskan, transformasi transmigrasi di era Presiden Prabowo Subianto diarahkan pada industrialisasi kawasan transmigrasi. Tujuannya, agar transmigrasi tidak hanya memindahkan penduduk, tetapi menciptakan pusat ekonomi baru yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

“Dengan masuknya industri, kawasan transmigrasi akan tumbuh sebagai sentra produksi yang memberi nilai tambah dan kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.