Masjid Agung Sultan Jeumpa Jadi Pusat Pengungsian Banjir di Aceh

oleh -49 Dilihat
oleh

Masjid Agung Sultan Jeumpa Bireuen menjadi salah satu titik utama pengungsian warga saat banjir melanda sejumlah wilayah di Aceh. Sekitar 1.000 pengungsi sempat menetap di masjid tersebut hingga kondisi mulai membaik dan air berangsur surut.

Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Sultan Jeumpa, Tengku Adnan, mengatakan masjid mengambil peran penting tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai ruang sosial dan kemanusiaan. Selain menyediakan tempat berlindung, pengurus masjid membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.

“Sekitar seribu warga mengungsi di sini. Awalnya masyarakat sekitar masjid, lalu dua hari kemudian datang pengungsi dari berbagai daerah, seperti Medan, Banda Aceh, Takengon, bahkan ada dari Bandung dan Jambi,” ujar Tengku Adnan, Jumat (19/12/2025).

Masjid ini berada cukup jauh dari titik banjir terparah di Kecamatan Juli dan Kecamatan Kota Juang, yang mengalami genangan hingga hampir satu meter. Meski area sekitar masjid sempat terendam, posisi bangunan yang berada di dataran lebih tinggi membuat air tidak masuk ke area utama, sehingga aman dijadikan lokasi pengungsian. Para pengungsi dievakuasi menggunakan perahu oleh tim SAR.

Untuk mendukung kebutuhan logistik, dapur umum di masjid beroperasi selama sekitar 15 hari. Selama masa pengungsian, tidak kurang dari dua ton beras dimasak untuk menjamin kebutuhan makan para pengungsi. Sebanyak 30 relawan warga bergantian memasak menggunakan peralatan kenduri milik masyarakat setempat.

“Biaya operasional dapur umum berasal dari para dermawan, jemaah aktif masjid, serta pembina DKM,” jelasnya.

Selain melayani pengungsi di Bireuen, Masjid Agung Sultan Jeumpa juga menyalurkan bantuan ke wilayah lain. Sebanyak 15 ribu butir telur rebus dikirim ke pengungsi di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, serta distribusi 50 ton beras hasil donasi para dermawan.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Azhari, mengapresiasi peran masjid yang dinilai menjadi garda terdepan dalam penanganan darurat bencana. Menurutnya, dapur umum masjid merupakan solusi cepat bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir.

“Masjid terbukti menjadi pusat mitigasi risiko bencana yang efektif, terutama bagi masyarakat yang rumahnya rusak atau tidak bisa ditempati sementara waktu,” kata Azhari.

Saat ini, air banjir telah surut dan sebagian besar warga mulai kembali ke rumah untuk membersihkan sisa lumpur dan puing. Namun, sekitar 10 kepala keluarga masih bertahan di masjid karena kondisi rumah belum memungkinkan, terutama akibat gangguan instalasi air.

Azhari juga menyebutkan bahwa aliran listrik di wilayah Aceh baru kembali normal dalam dua hari terakhir, termasuk di Masjid Agung Sultan Jeumpa yang baru menyala sekitar 24 jam lalu. Aktivitas ibadah pun mulai kembali normal dan masjid kembali dipadati jemaah.

No More Posts Available.

No more pages to load.