Sketsindonews – Alkisah Dahulu kala, ada seekor monyet dan buaya yang bersahabat karib. Mereka sangat akrab hingga seperti saudara.
Tapi setelah beberapa lama, mereka harus berpisah untuk mencari habitat mereka karena adanya kemarau panjang. Si monyet pergi jauh ke dalam pedalaman hutan, sedang si buaya menuju muara.
Monky, itulah nama monyet itu. Setelah sekian lama berpisah, ada keinginan dalam hati si Monky untuk mengunjungi sahabat lamanya di muara.
Menurut kabar yang dia dengar, kini si buaya telah menikah dan memiliki seorang isteri. Maka dia berniat untuk berkunjung dan memberi selamat atas pernikahan buaya sahabatnya.
Pagi-pagi sekali si Monky monyet berangkat dari rumahnya. Karena perjalanan yang dia tempuh sangat jauh, dia tak ingin jika sampai kemalaman tiba di tujuan. Tak lupa dia juga membawa makanan sebagai bekal.
Sementara di tempat lain, buaya tengah berbincang dengan isterinya. Kini, isterinya tengah hamil dan isterinya merengek-rengek ingin makan hati monyet. “Ngidam, begitulah istilah umumnya”
Sang isteri terus merengek dan merayu, hingga membuat si buaya pusing tuju keliling. Dia sudah berkali-kali menjelaskan pada isterinya bahwa di muara ini tidak ada monyet, jadi dia harus mencari kemana lagi?
Tapi penjelasan buaya ini sama sekali tak di hiraukan. Sifat isterinya yang sangat manja membuat buaya hanya bisa berjanji bahwa lain kali jika ada monyet dia akan membawakan hati monyet itu.
Ketika mereka tengah asik berbincang, tiba-tiba terdengar suara memanggil di depan rumah mereka. Buaya pun keluar untuk melihat siapa gerangan yang datang. Dan betapa gembiranya dia setelah tahu bahwa yang berkunjung adalah si monyet teman lamanya.
Merekapun kemudian bercanda dan bercerita tentang kenangan masa lalu. Kebahagiaan terpancar dari ekspresi keduanya, karena mereka memang sudah lama tak bertemu.
Setelah menginap semalam di kediaman buaya sahabatnya, Monky si monyet pun berpamitan untuk pulang ke rumahnya di hutan dan sebagai wujud penghormatan kepada kawan lamanya, si buaya berniat untuk mengantarkanya.
Tapi sebelum mengantar si monyet, buaya di panggil oleh isterinya. Mereka bicara empat mata di dalam kamar.
“Pak, kamu sudah janji mau membawakan hati monyet. Nah, sekarang monyetnya sudah ada. Mana janji mu?,” Rengek si isteri buaya.