Bogor, sketsindonews – Pembangunan gerbang pos Perumahan Cileungsi Hijau menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat sekitar.
Pasalnya, gerbang yang dijaga ketat petugas Security tersebut merupakan akses masuk menuju Rumah Sakit (RS) Mary.
Mayoritas masyarakat terutama pasien yang ingin mendapatkan pengobatan mengeluhkan jadwal buka tutup pintu gerbang perumahan, dan menganggap keberadaan gerbang tersebut justru menjadi penghalang.
RH (45) Seorang warga Desa Klapanunggal mengaku terganggu dengan adanya jadwal buka tutup pintu gerbang tersebut.
“Akses masuk RS Mary seharusnya jalur bebas hambatan, sebab pasien yang hendak berobat tidak bisa menunggu petugas security yang cukup menyita waktu membuka pintu gerbang perumahan yang kami lalui terlebih dahulu sebelum ke pintu masuk rumah sakit,” paparnya.
“Apalagi, kondisi istri saya yang hendak melahirkan. Kan ini hal yang urgent,” tutur Rahmat.
Dalam penelusuran lain, seorang warga Jonggol, bernama Asih (32) yang kebetulan sedang melakukan kontrol rutin, mengatakan sangat terganggu atas keberadaan gerbang tersebut. “Kalau mau masuk rumah sakit ini ribet,” ungkapnya.
Terlebih jika malam hari, lanjut Asih, yang menceritakan pengalaman ketika membawa anaknya berobat pada malam hari, dimana dia harus menunggu security membukakan gerbang dan harus menjawab pertanyaan petugas keamanan sementara anaknya yang memiliki penyakit sesak napas sudah harus mendapat tindakan.
“Apalagi malam hari gerbangnya ditutup, nunggu pak Satpam perumahannya ngebukain pintu gerbangnya dulu, udah gitu ditanyain dulu mau kemana, sementara anak kita udah ngap-ngapan sesak napas. Ditambah lagi kayak harus naruh sumbangan gitu, dimasukin ke dalam kotak yang udah disediain. Kalau pelayanan disini mah bager (bagus), makanya saya ke rumah sakit ini. Tapi ngeselin pas lewatin portal depan perumahan itu,” ungkapnya.
Menanggapi banyak keluhan pengguna jalan yang harus melewati pintu gerbang perumahan Cilengsi Hijau, pihak developer perumahan beralasan bahwa dibangunnya pintu gerbang, demi menjaga keamanan warga yang bermukim di atas lahan yang dipasarkan oleh PT. Thata Prakarsa Nusa.