Tekan Inflasi, KPw BI DKI Distribusikan 106 Ribu Bibit Pohon Cabai

oleh
oleh

“Namun, perlu tetap mewaspadai perkembangan inflasi volatile food yang kembali meningkat pada September 2023 menjadi sebesar 4,15 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,62 persen (yoy),” jelasnya.

Hal ini, lanjut Musni, mengingat karakteristik Provinsi DKI Jakarta yang bukan merupakan daerah produsen sehingga ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain sangat tinggi dan berisiko mendorong tekanan inflasi lebih tinggi pada akhir tahun.

Berdasarkan data historis sepanjang tahun 2022 – 2023, komoditas yang seringkali menjadi penyumbang inflasi masih didominasi oleh kelompok bahan makanan, salah satu di antaranya adalah aneka cabai. Cabai merah dan cabai rawit masing-masing memiliki bobot 0,25 dan 0,09 persen terhadap total nilai konsumsi Jakarta atau 1,78 dan 0,63 persen terhadap keranjang komoditas volatile food.

“Pada periode 2022 – 2023, cabai merah muncul sebagai penyumbang inflasi sebanyak 5 kali dengan rata-rata andil 0,05 persen (mtm) dan cabai rawit muncul sebanyak 5 kali dengan rata-rata andil 0,02 persen (mtm) terhadap inflasi bulanan Jakarta. Tekanan inflasi aneka cabai juga sering meningkat pada akhir tahun sebagai risiko seasonal yang memasuki masa tanam sebagaimana siklus,” tuturnya.

Dari sisi permintaan, berdasarkan data Dinas KPKP DKI Jakarta, neraca kebutuhan mingguan cabai merah sebanyak 810 ton dan cabai rawit 641 ton setiap minggu. Sementara pantauan stok BUMD pangan diketahui bahwa stok minggu keempat Oktober 2023 tercatat sebesar 48,9 ton dan 48,7 ton, atau masih lebih rendah dibandingkan rata-rata stok pada bulan sebelumnya.

Ia menjelaskan, BI bersama pemerintah juga telah mendorong akselerasi ketahanan pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang merupakan langkah komitmen bersama untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi dari sisi supply dan mendorong produksi.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.