Dipaparkan bahwa guru yang dulu menjadi pengajar mereka semasa sekolahpun turut hadir.
“Seperti pak Mumuh, Mursyid, Tuti dan pak Simon kumis,” paparnya.
Dijelaskan juga bahwa tema sederhana sebuah dadakan terkemas dengan nuansa lagu lawes seolah mereka tak ingin lepas mengingatnya hingga kini.