“Kini rakyat menanti masa kejayaan itu datang lagi. Hadirnya para mahasiswa dengan tradisi intelektualitas yang berkelas serta dekat dengan rakyat. Bukan yang terus termenung dalam pengapnya suasana kelas, dan apatis dengan penguasa yang beringas,” ujarnya.
Turunnya mahasiswa ke jalan, bagi Tito menunjukan proses check and balances yang masih berlangsung dan menjaga stabilitas jalannya pemerintahan dan mencegah bagi-bagi rakusnya kekuasaan.
“Idealnya, gelombang demonstrasi akan tetap ada selama pemerintah masih tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil, elitis, otoriter dan menyalahgunakan kewenangannya,” Tito meyakini.
Membungkam demonstrasi, ditegaskan Tito, hanya akan menambah riak-riak gejolak pergerakan mahasiswa, dan menimbulkan gelombang aksi yang lebih besar. Karena siapapun pemimpinnya, mahasiswa akan tetap berdiri gagah di poros tengah sebagai mitra kritis pemerintah, tegap dengan idealismenya yang tidak mampu terbayar dengan harta, tahta, dan wanita.