Nia melihat, jaksa seolah menyudutkan Ahok, lalu membenarkan kandidat-kandidat lain yang berkampanye dengan memakai isu SARA dan politisasi ayat, bukan beradu visi misi dan program.
“Padahal, dalam berdemokrasi secara sehat dan mencerdaskan justru kampanye kandidat dalam pilkada harus memaparkan program secara transparan,” katanya.
Lebih lanjut Nia juga menyayangkan pendapat jaksa yang mengatakan bahwa Ahok merasa benar sendiri karena menuntut kandidat lain, untuk beradu program bukan menggunakan Surat Al-Maidah 51.