Selain itu, Ia menambahkan bahwa publik penguna jalan tol wajar prihatin dengan pengelolaan keuangan jasa Marga. Hal ini bisa dilihat dari operasional belanja kebutuhan pegawai sampai menghabiskan sebesar Rp.1.1 triliiun hanya untuk gaji dan tunjangan Saja. Dan, besarnya anggaran untuk gaji dan tunjangan ini, tidak bisa ditutupi dari Kenaikan pendapatan sebesar 11.3 persen atau sekitar Rp.805.7 miliar itu.
Kemudian, dijelaskan lebih jauh bahwa tingginya jumlah operasional gaji dan tunjangan gaji pegawai tidak diiringi untuk peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol. Hal ini disebabkan anggaran untuk pelayanan minim seperti anggaran pembersihan jalan dan pertamanan hanya sebesar Rp.43.2 miliar, atau pelayanan pemakaian jalan tol, hanya sebesar Rp.59.8 miliar.
“Dengan demikian, peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol yang dilakukan oleh Jasa Marga sebagai operator jalan tol hanya sebuah mimpi saat tidur siang. Dan Semboyan mewujudkan jalan tol yang Lancar, Aman dan Nyaman bukan lagi jadi simbol pelayanan, tetapi seperti orang mengigau saat hidup siang,” tandasnya. (Eq)