Lee Atwater Jasa Konsultan Politik Kampanye Hitam, Siapa Pengguna Jasanya

oleh
oleh

Setelah Suharto tumbang, sektarianisme berdasarkan agama memang menguat di Indonesia. Ini menyumbang pada ketakutan bahwa umat Islam akan diperintah oleh orang beragama Kristen. Sementara, sentimen anti-Cina pun masih kuat di bawah permukaan. Sekalipun setelah Suharto jatuh kerusuhan rasial anti-Cina sangat berkurang drastis namun prasangka rasial terhadap orang Cina masih sangat kuat. Prasangka rasial ini memang tidak muncul ke permukaan.

Tapi dia menjadi semacam hidden transcript di kalangan masyarakat Indonesia. Dia dibicarakan di ruang-ruang keluarga, di dalam suasana yang akrab, dan jarang muncul ke publik. Namun ia ada.

Seiring dengan berjalannya kampanye pemilihan presiden, tekanan kampanye hitam ini makin menghebat. Serangan terhadap Jokowi tidak saja berlangsung dari mulut ke mulut dan lewat media sosial. Ia kemudian ditingkatkan ke dalam bentuk tabloid yakni Obor Rakyat.

Tabloid ini secara samar-samar memiliki kaitan dengan kampanye Prabowo-Hatta. Tabloid ini pun diedarkan dengan target yang jelas, yakni kalangan Islam khususnya basis-basis Islam tradisional, Nahdlatul Ulama (NU).

Isinya sebagian besar memperkuat apa yang sudah didengar sebelumnya. Obor Rakyat agaknya akan menjadi cara baru kampanye di Indonesia. Dia menyamarkan diri sebagai karya jurnalistik, walaupun sesungguhnya dia menunggangi dunia jurnalisme untuk melancarkan kampanye hitam.

Setelah beberapa minggu mengamati kampanye pemilihan presiden di Indonesia, saya mendapati betapa mirip pola-pola kampanye ini dilakukan menurut political campaign playbook yang dijalankan dalam politik Amerika.

Ini secara khusus tampak di kubu Prabowo Subianto. Serangan-serangan, baik yang dibawah tanah dalam bentuk kampanye hitam maupun di atas permukaan dalam serangan politik formal, terlihat sangat biasa untuk mereka yang biasa mengamati politik Amerika.

Di atas permukaan, serangan paling awal terhadap Jokowi adalah sebagai presiden ‘boneka.’ Uniknya, dia tidak dituduh sebagai boneka asing (baru kemudian tuduhan itu muncul) tetapi sebagai boneka Megawati Sukarnoputri, ketua PDIP, partai yang mencalonkan Jokowi. Kubu Prabowo-Hatta tahu persis bahwa kekuatan Jokowi bukan karena dukungan PDIP terhadap dirinya. Kekuatan utamanya adalah populisme yang melintasi garis partai.

Jokowi maju bertarung untuk kursi kepresidenan karena diwajibkan (conscripted) oleh kalangan independen.

Para ahli strategi di kubu Prabowo berusaha mementahkan ini dengan mengembalikan Jokowi kepada Megawati yang popularitasnya memang sangat rendah di kalangan pemilih Indonesia.

Menyerang kekuatan lawan, dan bukan kelemahannya, adalah sesuatu yang sangat umum terjadi di dalam poltik Amerika.

Namun serangan yang paling berhasil adalah dalam bentuk kampanye hitam (atau lebih tepatnya smear campaign kampanye fitnah).

Kampanye ini dilakukan oleh kelompok-kelompok di luar tim kampanye resmi. Serangannya pun sangat frontal dan mematikan. Dia menusuk langsung ke psyche masyarakat Indonesia, memainkan ketakutan-ketakutan sektarian dan rasial. Kampanye model ini dipakai karena hasilnya luar biasa bagus.

Kampanye hitam, selain memberikan definisi tentang siapa Jokowi itu juga berfungsi untuk mobilisasi.1 Orang-orang yang ketakutan akan berbondong-bondong memenuhi bilik-bilik suara.

Sedemikian miripnya serangan-serangan dan organisasi kampanye Prabowo-Hatta dengan pola-pola kampanye di Amerika, tentu membuat kita bertanya-tanya: Adakah campur tangan operator politik yang berpengalaman dalam politik Amerika dalam mengelola kampanye Prabowo? Selama ini, pers Indonesia meributkan bahwa kubu Prabowo Subianto mendapatkan bantuan dari konsultan politik Amerika dari Partai Republik yang bernama, Rob Allyn.

Kubu Prabowo membantah bahwa Allyn memberikan konsultasi. Namun mereka tidak membantah kalau Allyn bekerja untuk perusahan yang dikontrak oleh tim kampanye kubu Prabowo.2

Rob Allyn mungkin bukan figur yang penting dalam politik Amerika. Satu-satunya prestasi paling penting Allyn adalah membuat Gubernur George W. Bush terpilih kembali di Texas tahun 1994. Allyn lebih banyak menangani politisi lokal di AS. Namun, Allyn dan perusahan konsultannya memiliki nama besar di luar AS.

Dia berhasil menaikkan Vincente Fox menjadi presiden Meksiko tahun 2000.3 Sejak itu, Allyn mengembangkan usahanya di luar AS. Dia mulai bergerak di Indonesia diperkirakan sekitar tahun 2004, dengan menjadi konsultan politik untuk Partai Golkar.4 Saat ini, Allyn mengaku kepada Dallas Observer bahwa dia hidup selama sembilan bulan dalam setahun di Indonesia.

Mungkin ada tangan Rob Allyn dalam membangun strategi kampanye di kubu Prabowo. Mungkin juga tidak. Akan tetapi warna Amerika sangat kuat tercermin dalam kampanye Presiden Indonesia 2014.

Terakhir, apa konsekuensi kampanye hitam terhadap politisi yang berhasil terpilih ke tampuk kekuasaan? Saya melihat dua konsekuensi penting. Pertama, terhadap lawan politiknya. Seorang politisi yang terpilih menduduki satu jabatan, tetap memerlukan lawannya ketika dia memerintah.

Jika kampanye adalah persoalan memecah-belah dan berusaha mencari suara yang terbanyak, memerintah (governing) adalah persoalan mempersatukan. Politisi yang dikalahkan dengan kampanye hitam akan sulit menghilangkan rasa getir kekalahannya itu.

Demikian pula pendukung-pendukungnya. Jika ini terjadi, persoalan memerintah menjadi makin sulit; oposisi semakin sulit untuk diajak bekerja sama; dan pada akhirnya akan menentukan berhasil tidaknya pemerintah yang berkuasa.

Kedua, adalah ke dalam koalisi pihak yang memerintah itu sendiri. Kebanyakan kampanye hitam dilakukan secara rahasia, oleh kelompok rahasia, dan disokong oleh dana-dana gelap. Setelah berkuasa, maka penguasa harus berurusan dengan kelompok-kelompok rahasia yang membantunya menaikkan dirinya ke kekuasaan.

Sangat lumrah kelompok-kelompok ini tidak puas, dan akhirnya membuka semua aib pihak yang berkuasa dan menjadikannya skandal. Kerahasian (secretiveness) selalu memiliki harga mahal yang harus dibayar.

Pemerintahan yang dihasilkan lewat kampanye hitam berlebihan akan terus menerus berada dalam mode kampanye dan tidak sempat memerintah.

Untuk itu, presiden terpilih harus tetap dikelilingi oleh konsultan-konsultan politik. Jika dia menang dalam pemilihan 9 Juli nanti, Presiden Prabowo Subianto mungkin juga harus mencari konsultan politik yang baru, yakni konsultan yang menangani cara memerintah.

Kali ini, mungkin konsultan tersebut harus datang dari Russia, mengingat betapa kuatnya Presiden Putin berkuasa di sana.***

(Made Supriatma, adalah peneliti masalah-masalah politik militer dan jurnalis lepas (freelance). Tulisannya pernah muncul di Prisma, Jurnal Indonesia, dan Inside Indonesia.)

  1. Lihat, misalnya, Paul S. Martin, ‘Inside the Black Box of Negative Campaign Effects: Three Reasons Why Negative Campaigns Mobilize,’ Political Psychology, Vol. 25, No. 4, Symposium on Campaigns and Elections (Aug., 2004), pp. 545-562
  2. Lihat keterangan Haryanto Taslam
  3. Harian The New York Times, 28 Desember 2006 menyebutkan bahwa Allyn bekerja untuk Partai Golkar.

Ada kemungkinan bahwa Allyn membantu Prabowo untuk memenangkan konvensi Partai Golkar saat itu dan tidak secara langsung membantu Partai Golkar.
reporter : nanorame

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.