Bukan dari para wakil rakyat terhormat yang malas dan tiduran dalam sidang – dan kini mengobok-obok KPK. Bukan dari tokoh-tokoh terkenal yang hanya bisa lari dari kenyataan dan tanggungjawab. Bukan dari semuanya.
Tapi sekali lagi – dari seorang napi.
Maka jika air mata Djarot mengalir dalam hati di balik senyuman ketika pelantikan – itu karena dia hanya bisa terharu mengetahui jiwa mulia yang tersirat di balik pesan sahabatnya.
Maka jika air mata Ahok mengalir dalam hati di balik senyuman ketika menyampaikan pesan itu kepada Djarot – itu karena dia paham – tak ada lagi kesempatan untuk membalas budi baik sahabatnya. Kini tiba saatnya sang sahabat setia itu yang menuai kredit dan penghormatan.
Ahok sendiri hanya ingin menyaksikan semua hasil perjuangan Djarot kelak dari bilik selnya, yang dingin dan sepi. Lalu saat itu, dia hanya akan berbisik lirih : ‘ Terima kasih Tuhan, kau layakkan sahabatku itu menerima penghormatan yang memang menjadi haknya. ‘
Sahabat, manusia mulia yang akan berbisik untuk sahabatnya hanyalah seorang napi – yang kita panggil Ahok.
by : Herry Tjahjono
reporter : nanorame