“Romor dan fakta telah berkembang sampai Trantib Provinsi DKI Kasatpol PP Yani Purwoko kewalahan mengusir dari trotoar saat para PKL buka lapak, akibat mobilisasi pedagang tumpah ruwah membuka turun kejalan secara membabi buta.”
Karena data itu tidak valid, serta persiapan yang salah dalam penataan kebijakan. Kami bukan tak mendukung program Gubernur DKI Anies Baswedan dalam menata kawasan yang sudah baik.
Selama Gubernur tidak melibatkan masyarakat lokal (kearifan local) dalam melibatkan semua unsur serta ketegasan penataan maka Tanah Abang menjadi polemik, tambah Heru yang dirinya telah berhasil menata kawasan Pasar Tasik Beton dalam realokasi terintegrasi.
Dirinya bisa mengatur Tanah Abang, jika pembatasan serta aturan dimainkan bagaimana pedagang ikut aturan serta jalan publik tetap berfungsi, trotoar boleh dipakai dalam waktu paruh tidak menganggu pejalan kaki, tutup Heru.









