Jokowi Intruksikan Pemda Papua Cepat Tangani Gizi Buruk

oleh
oleh

Kondisi ini ditambah dengan sugesti kalau anak divaksin pasti demam. “Mereka pikir anaknya sakit, sehingga dilarang oleh orangtua, bapak ibu untuk vaksin.

Mata pencaharian warga yang tak tetap juga berkaitan dengan persoalan gizi buruk. Rata-rata nelayan, dan atau pekerja bongkar muat kapal.

Mereka kadang dapat hasil tangkapan, kadang tidak. Kondisi ini ditambah juga dengan minimnya higienitas di tempat tinggal dan sanitasi yang buruk. Beberapa anak berperut buncit. Ada anak yang berumur 1,5 tahun, tapi berat hanya 50 kilogram.

Korban terus bertambah sementara dari tim kesehatan yang turun, mereka menemukan korban baru setelah menyusuri setiap bivak di kampung-kampung. Jika ada yang terindikasi gizi buruk, campak, atau komplikasi penyakit butuh ditangani di tempat, maka diobati di tempat.Kalau butuh rujukan, dibawa ke rumah sakit.

“Makanya semakin banyak jumlahnya, memang sekarang sistemnya jemput bola,”.

Persoalan kesulitan mendapatkan tenaga medis. Dari 2017, pemerintah setempat pernah menganggarkan target tenaga medis lima dokter, tapi hanya satu saja yang dapat.

Untuk mencari tenaga medis di Asmat tidak mudah. Akses yang sulit, serta tergantung cuaca. Dari Timika atau Jayapura, yang tersedia pesawat kecil. Jika berangkat dengan kapal dari Jakarta atau Surabaya butuh perjalanan 12-14 hari untuk berlayar.

Mengingat kendala tersebut, pemda pun memberikan insentif cukup besar. Satu dokter diberikan 40 juta-an, bagi yang bersedia di sana, dengan tambahan fasilitas seperti rumah dan kendaraan.
Akhir bulan ini, bupati janjikan satu dokter lagi.

Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu dalam rapat terbatas telah mengintruksikan seluruh jajaran menteri dalam penanggulangan Suku Asmat untuk ditanggulangi secara cepat.

No More Posts Available.

No more pages to load.