Hubungan Pelacur Besar dengan para raja bumi didasari oleh hawa-nafsu, percabulan, perzinahan dan hujat (Why. 17:1-3).
Selain itu Pelacur Besar tersebut mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus (Why. 17:6).
Sebaliknya relasi kasih yang intim antara Kristus dengan jemaat-Nya adalah relasi suami-istri untuk menggambarkan kekudusan, kesetiaan, dan relasi kasih yang tidak terputuskan.
Karena itu dalam hubungan kasih yang intim antara Kristus dengan jemaat-Nya, mempelai wanita yaitu gereja tidak akan menjalin relasi kasih dengan pihak lain. Jalinan kasih yang demikian adalah perselingkuhan rohani.
Di Wahyu 19:10 menyatakan bahwa penulis Kitab Wahyu dengan kata “aku” tersungkur menyembah di depan kaki malaikat, tetapi jawab malaikat itu kepadanya: