Luka-luka ratusan, luka berat dan luka ringan, dan ribuan rumah mengalami kerusakan ini belum semua data masuk belum bisa dilaporkan karena kendala komunikasi pendataan masih dilakukan,” kata Sutopo saat ditemui di kediamannya, Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (29/7).
Di Kabupaten Lombok Timur jumlah rumah rusak sampai saat ini terdata lebih dari 1.000. Sementara di Lombok Utara ada ratusan rumah yang rusak.
“Kenapa kerusakannya besar? Karena pusatnya ada di daratan. Pusat gempanya berdekatan dengan daerah itu kan memberikan dampak yang merusak kepada daerah-daerah sekitarnya, khususnya rumah dan bangunan yang konstruksinya tidak tahan gempa,” tutur Sutopo.
Berdasarkan informasi terakhir, jumlah korban jiwa adalah 14 orang. Sebanyak 10 orang berada di Kabupaten Lombok Timur dan 4 lainnya di Lombok Utara.
“Di Lombok Timur itu ada Desa Obel-obel di Kecamatan Sabalia. Dilaporkan dari aparat setempat, ada beberapa kerusakan yaitu ribuan rumah rusak tapi belum dapat melaporkan, tentu dalam hal ini kita akan menyebar aparat yang lain juga menyebar untuk menjangkau beberapa desa yang lain di Lombok Timur,” kata Sutopo.
Muhammad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI pada Kementerian Luar Negeri, mengaku merasakan gempa kuat di kawasan Senggigi, Lombok. Ia berada di daerah wisata itu saat gempa terjadi.
“Sangat terasa karena berdekatan dengan Lombok Utara. Para turis berhamburan keluar dari hotel karena takut,” kata Iqbal kepada BBC News Indonesia.