Lawan Covid-19, Perang atau Prank?

oleh
oleh
Tangguh Sipria Riang

Opini, sketsindonews – PRANK [/praNGk/] dalam bahasa Inggris dijabarkan sebagai, “Play a trick or practical joke on (someone).” Bermain trik atau lelucon praktis pada (seseorang).

“Ngerjain,” bahasa sederhananya.

Siapa pun Anda, sejak kecil, mungkin pernah kena prank. Namanya prank “Pesawat Tempur.”

Saat masih makan disuap. Begitu nasi mendekati mulut, mendadak tangan penyuap melipir ke samping. “Ngeengg…,” kata sang penyuap menirukan suara pesawat tempur.

Itu prank. Terlepas dari siapa pun penyuapnya. Pak Wahyu, eks Komisioner KPU, mungkin lebih paham soal “prank Pesawat Tempur” ini.

Saat mulai sekolah, ada prank juga. Modusnya beragam. Misalnya, prank panggilan guru Bimbingan Konseling (BK). Setiba di ruang guru BK, korban baru sadar kena prank. Sudah dipanggil ke istana, eh.. yang jadi menteri malah Si Anu.

Lanjut masuk perguruan tinggi, ketemu prank lagi. Hanya diperhalus sedikit namanya. Orientasi Mahasiswa, Gaes. OMG.

Misinya? Sangat jelas. Jelas, tidak mengedukasi. Konon, katanya sekadar hiburan dan tertawaan senior semata. Sebagai rujukan tradisi.

Setelah lulus sekolah, tetap ada prank. Pakai kartu pula. Kartu Prank Kerja kalau tidak salah. Peserta, yang lolos seleksi, dapat voucher Rp 3,5 juta. Pencairannya bertahap. Voucher dapat digunakan untuk berbagai pelatihan.

Pelatihan-pelatihan, yang sebetulnya, tersedia semua di Youtube. Free. Program ini, kalau kata Suku Maori, “Uaua.” Alias Tricky.

Jurnalis pun tidak lepas dari prank. Khususnya, jurnalis baru di daerah. Biasanya, tipikal jurnalis fresh graduated, identik dengan karakter militan. Memiliki daya juang tinggi mengejar taruna (Berita).

“Kejar! Kejar! Kejar!” Jangan sampai Bobol (Beritanya) Boss. Jauh sebelum Presiden Jokowi mempopulerkan slogan, “Kerja! Kerja! Kerja!”

“Bro, barusan ada kabar temuan mayat di Jl. Antah Berantah!” seru seorang senior di sebuah tongkrongan. Wartawan baru, biasanya pasti akan ditunjuk sebagai sukarelawan. Untuk memastikan fakta informasi tersebut.

Tiba di TKP, fakta soal mayat memang benar. Tapi, bukan mayat manusia. Melainkan tikus mati. Endingnya pun bisa ditebak.

Jadi, Gaes. Dunia ini sebetulnya tidak pernah lepas dari prank. Bahkan, setan di dunia lain pun juga kena. Normalnya, setan dikurung selama bulan suci Ramadhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.