Tapi nasi sudah jadi bubur. Meski Zaky sudah minta maaf, tetep saja rating dan bisnis bukalapak terus anjlok. Makian dan kekecewaan masyarakat tidak terbendung oleh arus penilaian sikap masyarakat.
“Saya ingat betul waktu itu sempat ditanya, bagaimana cara menghentikan serangan terhadap Bukalapak? Mengingat kita ikut mengkampanyekan uninstall dan beri rating kecil. Saya jawab tidak bisa. Itu adalah harga kekecewaan yang harus dibayar kontan,” ujarnya.
“Dari kejadian – kejadian ini, saya merenung. Betapa masyarakat kita sangat cerdas serta menilai sikap sikap Presiden Indonesia yang sekarang,” katanya.
Masyarakat mudah sekali tersinggung jika Jokowi dijadikan target framing atau hoax. Kekecewaan tersebut bisa terjadi begitu saja, tanpa komando dan bahkan tak bisa dihentikan oleh siapapun. Bahkan meski Jokowi sendiri sudah memaafkan mereka secara terbuka.
“Masyarakat Indonesia seolah tau kapan harus bertindak. Dan selalu siap bertindak,” papar Alif.
Dia menilai kedabaran seorang Jokowi, semakin hening dan tak merespon atas serangan media padanya, maka kita semakin solid masyarakat bergerak, tanpa ragu bertindak.
“Jokowi, bukan Ketum partai, bukan anak tokoh atau elite. Bukan dari kalangan militer. Tapi hari ini kita semua menjadi saksi, betapa Jokowi sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh rakyat Indonesia. Siapapun yang berani menyenggolnya, akan mendapat respon yang setimpal,” tutup Alif.
(Nanorame)