Baddrut Tamam Seorang Santri yang Tak Terbesit Jadi Bupati

oleh
oleh

Saat kuliah Badrut senang membaca dan akhirnya bakat memnulis. Dengan menulis dia mendapat honor untuk menunjang biaya hidupnya. Dia mengaku ditinggal sang ayah sejak usia SD karena itu harus mandiri termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Saya pernah jualan kerupuk. Jadi di Madura itu ada krupuk enak, saya bawa ke Malang, saya titipkan ke beberapa pasar. Karena mungkin rezeki anak saleh, akhirnya laku banget, sampe ada yg digoreng baru kemudian dikirim ke warung-warung. Waktu itu lumayan pendapatan dari jualan, termasuk bisa lanjutin S2,” ungkapnya.

Selain semangat memberikan bantuan bagi kehidupan, ada kalimat luar biasa yang diterima dari temannya sesama aktifis bahwa bahwa menjadi pemimpin itu dan membangun daerah atau negara akan dikenang dalam sejarah, dan amalnya itu sampai ke generasi selanjutnya.

(Adv)

No More Posts Available.

No more pages to load.