“Karenanya hal itu harus segera diimbangi dengan berbagai pendidikan karakter. Saya berharap kita semua mampu memanfaatkan media sosial dengan benar serta tidak menjadi konsumen sekaligus produsen berita-berita hoaks,” ungkap Nadi.
Nadi mengungkapkan, ujaran kebencian dan perilaku, diakui atau tidak akan mengarah pada budaya intoleransi. Oleh sebab itu, memahami pancasila tidak hanya sekedar hafal, akan tetapi perlu diimbangi dengan pemahaman sejarah.
“Terutama bagi tenaga pendidik, karena mereka merupakan salah satu kunci penggerak informasi yang digugu dan ditiru. Sehingga dalam penyampaian empat pilar kebangsaan dapat dibangun secara struktural untuk membangun sikap dan mental generasi pelajar,” pungkasnya.
(nru/yht)