Rampak Sarinah Jakarta Menghadiri RDP di Komisi X DPR RI : Kebaya Sebagai Warisan Dunia Tak Benda – UNESCO

oleh
oleh

Dhini Mudiani, Ketua Rampak Sarinah Jakarta menyatakan, “Kami terinspirasi oleh semangat luar biasa para ibu buruh gendong, pedagang pasar, bakul jamu dan petani yang hingga kini menggunakan kebaya lurik untuk kegiatan sehari-hari.”

Rampak Sarinah menggunakan kebaya putih sebagai seragam resmi dan kebaya lurik dalam kegiatan-kegiatan non seremonial misalkan untuk parade, demonstrasi, maupun kegiatan seni budaya menari dan panembromo. Karena Sarinah sendiri adalah perempuan pekerja rumah tangga yang membesarkan Soekarno maka pengusulan kebaya UNESCO sesuai ajaran Sukarno terkait Tri Sakti ketiga yaitu Berkepribadian dalam Kebudayaan.

“Pemerintah sepatutnya mendaftarkan Kebaya sebagai single nomination untuk ke UNESCO,” sambung Mudiani.

No More Posts Available.

No more pages to load.