“Sebelum membaca tulisan ini saja, lihat penampilan saja Anda ini Adinegoro, luar biasa,” sanjung Asro dalam seminar yang sama.
Setidaknya total 122 karya yang masuk dan telah melewati seleksi awal Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022. “Dan kita membaca satu per satu dan tidak mudah untuk memilih satu yang meraih Adinegoro. Persaingannya luar biasa,” bebernya.
Asro pun menyebut salah satu karya Andy Riza Hidayat dari Harian Kompas. Andy membuat investigasi tentang praktik permainan di rumah sakit yang memaksa bayi-bayi untuk menggunakan susu formula, bukan Air Susu Ibu (ASI).
“Ada satu lagi ceritanya seorang anak SD harus berjalan lebih dari 10 km ke sekolahnya yang jurang-jurang, sehingga pukul 3 dini hari dia sudah harus pergi ke sekolah. Rasa kemanusiaan kita tergugah. Nah baru kita memilih, ini baru pemenang,” kata Asro menjadi juri kategori ini bersama praktisi media Syamsuddin Ch. Haesy dan akademisi Sri Mustika.
Tak dipungkiri, menurut Asro, Farid sudah mengabadikan sejarah lewat karyanya. “Betul saya setuju, mengabadikan sejarah hari ini, besok, 10 tahun, 20 tahun akan datang akan mengingat bangsa ini pernah punya tragedi besar 135 nyawa,” ujarnya.
Di situ terselip pula harapan tragedi ini diusut tuntas. Sejatinya memang kekuatan wartawan adalah tulisan dan membuatnya menjadi sejarah. “Jadi selamat Farid, kita memang begitu tidak mudah memilih satu dari sekian banyak karya yang masuk, terima kasih ini luar biasa,” ucapnya, mengakhiri.