“Saya berharap Komunitas Perempuan Menari dapat berkembang dan membuka cabang di berbagai tempat, sehingga lebih banyak orang dapat mengakses kegiatan menari yang bermanfaat. Lalu bagi penonton Renggana diharapkan untuk lebih mengenal tari-tarian Nusantara, dan menghargai budaya bangsa sendiri, serta dapat merasakan keindahan seni budaya dalam bentuk yang menarik dan modern,” harap Aylawati Sarwono.
Menurut salah satu founder Komunitas Perempuan Menari, Sabena Betty Sihombing, Renggana dibuat dengan beberapa tujuan, termasuk sebagai ajang untuk mengaktualisasikan anggota komunitas dan meningkatkan semangat latihan.
“Pentas tahunan ini tidak hanya merupakan acara seni yang memukau, tetapi juga merupakan langkah menuju mengenalkan lebih banyak orang pada KPM dan membangun rasa kebersamaan yang lebih kuat di antara anggotanya,” kata Sabena Betty Sihombing.
Komunitas Perempuan Menari (KPM) dibentuk pada 06 Januari 2018, merupakan sebuah komunitas beranggotakan sekitar 100-an perempuan dari berbagai profesi yang berbeda, dengan rentang usia antara 15 – 60 tahun (mayoritas usia di atas 40 tahun). Anggota KPM memiliki satu kesamaan, yaitu kepedulian untuk melestarikan seni budaya khususnya seni tari.
Sejak 2018, KPM rutin menggelar pertunjukan tari tahunan yang mengangkat nilai-nilai tradisi Indonesia dengan tajuk: