Jalan tol: Jokowi membangun rata-rata 235 km per tahun, sedangkan SBY hanya 35 km per tahun dan Soeharto 18-19 km per tahun.
Pembangunan strategis lainnya: Bendungan di NTT, kunjungan ke Papua lebih dari 10 kali, serta keberhasilan mengambil alih Freeport menjadi bukti nyata komitmen Jokowi terhadap pemerataan pembangunan.
“Namun, sebagian orang tetap membutakan diri dan menulikan telinga terhadap pencapaian ini,” ujar Haidar Alwi. Ia menilai bahwa kritik yang tidak berdasar terhadap Jokowi lebih bermuatan politik ketimbang kepentingan rakyat.
Haidar Alwi Care: Rakyat Bantu Rakyat
Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, Haidar Alwi melalui Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute menjalankan program “Rakyat Bantu Rakyat”, salah satu inisiatif sosial terbesar di era Jokowi. Program ini memberikan santunan untuk satu juta anak yatim dan dhuafa selama periode 2019-2024.
“Kami percaya bahwa kekuatan bangsa ini ada pada solidaritas rakyatnya. Ketika pemimpin bekerja keras membangun negara, rakyat juga harus bergotong royong membantu sesama,” jelas Haidar Alwi.
Ia menambahkan bahwa program ini bukan sekadar bantuan, tetapi juga bentuk edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya kebersamaan dalam membangun bangsa.
Menghormati Pemimpin, Membangun Persatuan
Haidar Alwi juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menghormati para pemimpin negeri ini, baik yang telah lalu maupun yang masih menjabat. Menurutnya, setiap pemimpin memiliki jasa dan kontribusinya masing-masing dalam membangun Indonesia.
“Kita tidak harus selalu sepakat dengan semua kebijakan, tapi sebagai bangsa yang beradab, kita wajib menghormati mereka yang pernah berjuang untuk negeri ini,” tegasnya.