Pagi itu, matahari baru saja menembus rimbun mangrove di tepian Pulau Enggros. Anak-anak kecil berlarian menyambut tamu tak biasa, beberapa prajurit TNI AL berbaju loreng yang datang dengan senyuman. Bukan untuk patroli, bukan pula untuk tugas operasi, mereka datang sebagai guru sementara, dengan misi yang sederhana: menyalakan cahaya di hati anak-anak yang tinggal di pelosok negeri.
Babinpotmar dari Spotmar Lantamal X menanggalkan sejenak wajah garang khas militer. Mereka datang untuk membacakan cerita tentang semut dan gajah, menggambar bersama, hingga bernyanyi lagu “Indonesia Pusaka” sambil menepuk tangan pelan. Anak-anak itu tertawa lepas, tertawa yang jarang mereka bagi pada orang asing. Tapi hari itu, loreng bukan lagi simbol kekuatan, melainkan pelukan hangat yang datang dari Tanah Air.