“Pelayanan dan pendampingan di BLK dan pusat informasi ini diharap dapat membekali para pekerja migran dengan informasi yang cukup sebelum mereka bekerja di luar negeri,” ujarnya.
Pembangunan ini memperkuat peran Shelter St. Theresia sebagai pusat pelayanan migran, yang sangat relevan di wilayah Batam. Mengingat posisi geografisnya yang strategis, Batam menjadi kota transit utama bagi sindikat perdagangan manusia menuju Malaysia dan Singapura.
Menurut laporan Kompas, sejak Mei 2022, sedikitnya 200 pekerja migran diberangkatkan secara ilegal setiap hari dari Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre ke Tanjung Pengelih, Malaysia. Praktik ini melibatkan berbagai pihak, dari tingkat bawah hingga atas, termasuk unsur swasta dan pemerintah.
Kegiatan peletakan batu pertama ini dihadiri oleh berbagai kalangan, antara lain: