Membaca di Bawah Sorotan Matahari

oleh
oleh

Aristoteles pernah bilang, kekuatan sejati dari pikiran manusia terletak pada perilaku dan pola pikir yang positif, konsisten, dan berfokus pada hal-hal yang baik. Kebiasaan berpikir baik tidak hanya membentuk cara kita memandang dunia, tetapi juga mengarahkan tindakan kita menuju tujuan yang bermakna. Persis, seperti anak-anak yang rutin datang ke taman bacaan.

Pikiran kita itu ibarat tanah. Jika kita menanam benih berupa perilaku dan pikiran positif, seperti membaca buku, optimis, memiliki harapan, dan selalu bersyukur, maka pohon yang tumbuh pasti akan menghasilkan “buah” kebaikan, keberanian, kebahagiaan, dan kesuksesan. Namun, jika tanah itu dipenuhi dengan gulma berupa perilaku fan pikiran negatif, seperti ketakutan dan keraguan, ia akan menghambat pertumbuhan dan membuat pikiran kita rapuh dengan sendirinya.

Berpikir baik adalah kebiasaan yang harus dilatih. Perilaku baik pun harus dibiasakan. Maka pilihlah tempat bergaul yang menghadirkan kebaikan, baik perilaku dan pikiran. Batasi diri untuk tidak bergaul dengan semua orang. Karena kualitas diri kita bukan terletak pada seberapa banyak orang mengenal kita. Tapi seberapa kita bermanfaat untuk orang lain atau kebiasaan baik apa yang kita jalankan secara konsisten? Ingat sehebat apapun kita, tidak akan pernah bisa “menyenangkan” semua orang. Apalagi orang-orang toxic (racun), yang matanya hanya pandai menilai orang lain tanpa bisa menilai diri sendiri.

No More Posts Available.

No more pages to load.