Konstitusi seolah berbicara langsung kepada kita tentang kemerdekaan, keadilan, dan tanggung jawab bernegara,” tuturnya.
Lebih jauh, Tholabi menilai karya ini layak dijadikan bacaan wajib di perguruan tinggi, pesantren, dan lembaga pemerintahan. “Buku ini meneguhkan Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen sakral bangsa, menekankan kedaulatan rakyat sebagai pemilik legitimasi sejati, dan mempertegas hukum harus berpihak pada keadilan. Ia bukan sekadar referensi akademis, melainkan juga panduan moral dan refleksi historis,” katanya.
Bagi generasi muda, khususnya mahasiswa hukum dan aktivis, Tholabi berharap buku ini menjadi jembatan penting untuk memahami konstitusi secara lebih hidup. “Disajikan secara komunikatif, penuh penjelasan moral, dan jauh dari kekakuan. Ia bisa menjadi bahan ajar, diskusi, sekaligus pedoman etis dalam berpolitik,” tambahnya.
Para undangan menyematkan harapan besar agar karya ini menjadi inspirasi dalam memperkuat demokrasi dan menjaga Indonesia tetap kokoh sebagai negara hukum yang adil dan beradab.









