Malam Orion di Gunung Padang: Tiga Wartawan Menyapa Penjaga Alam

oleh
oleh

“Ada sesuatu yang hidup di balik keheningan Gunung Padang,” katanya lembut. “Saya merasa seolah batu-batu tua itu mendengar doa kita.”

Ketiganya lalu duduk bersila di atas batu purba, memandang langit yang perlahan kembali gelap. Di sana, antara hujan yang reda dan bintang yang bersinar, mereka menemukan sesuatu yang tak bisa diucapkan, sebuah rasa damai yang datang langsung dari jantung bumi dan napas semesta.

Makna dari Gunung Padang

Bagi banyak peziarah spiritual, Gunung Padang bukan sekadar situs arkeologi tertua di Nusantara, melainkan titik temu antara langit dan bumi, antara manusia dan leluhur. Di sanalah waktu seolah berhenti, dan suara alam berbicara dalam diam.

Perjalanan tiga wartawan itu menjadi pengingat, bahwa setiap langkah di jalan batu tua adalah ziarah menuju diri sendiri,
menyadarkan bahwa keseimbangan sejati bukan dicari di luar, melainkan dijaga di dalam hati, sebagaimana Tuhan Pelukis yang Agung menata langit, batu, dan jiwa manusia dalam satu harmoni abadi di Gunung Padang.

Dan di tengah resonansi alam yang purba itu, mereka belajar kembali arti kehidupan yang diberikan Tuhan, melalui harmonisasi energi dan getar Gunung Padang, tempat di mana bumi berdoa, langit mendengar, dan manusia menemukan dirinya kembali.

No More Posts Available.

No more pages to load.