Do’a Multazam dan Krisis Kepemimpinan di Indonesia

oleh
oleh

 

Jakarta, sketsindonews – Pengamat Politik Yudi Latif dalam tulisannya Doa Multazam dalam dinding ka’bah mengajak masyarakat bagaimana menyikapi secara utuh ke Indonesiaan, membangun Negara kesejahteraan dengan pluralisme dan Muslim terbesar sungguh sangat menjanjikan dalam dimensi global, tukasnya. (16/5)

Kini demokrasi tak menentu arah karena sebuah krisis kepimpinan serta krisis rakyat dalam sudut pandang demokrasi dan hukum.

Saudaraku, di Multazam, sambil mencicakkan tubuh ke dinding ka’bah, yang pertama terlintas dalam do’aku adalah Indonesia: “Ya Allah, jadikan negeriku tempat yang aman. Berkatilah warganya dengan kemakmuran dan kedamaian. Tumbuhkanlah para pemimpin yang lebih besar dari dirinya sendiri.”

Seperti Ismail yang siap disembelih, ucapan Sherif Haramaian yang menerima rombongan kami terasa tajam menusuk kalbu, “Indonesia tempat bermukim seperlima pemeluk Muslim dunia dengan segala kekayaan alamnya, terlalu penting untuk dilupakan dan terlalu menjanjikan untuk disiasiakan.”

Setelah belasan tahun reformasi digulirkan, pemimpin silih berganti, namun karunia kekayaan alam itu belum juga memberi kemakmuran pada rakyatnya.

Demokrasi yang dikembangkan tidak bisa mentransformasikan gerak sentripetal dari kekuasaan yang bersifat narsistik menuju gerak sentrifugal yang berorientasi pada kemaslahatan umum.

Watak kepemimpinan memainkan peran penting. Meskipun kepemimpinan merupakan sosok permanen yang selalu diperlukan oleh setiap masyarakat dan segala zaman, perlu dicatat bahwa tidak ada pemimpin yang cocok untuk segala musim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.