ICMI Minta Pemudik Waspadai Potensi DBD Di Daerah Tujuan

oleh
oleh

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Prof Dr drg A Arsunan Arsin, MKes, CWM menyampaikan penjelasan tentang pola penularan baru penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dia menjelaskan, berdasarkan data _World Health Organization (WHO)_, diperkirakan ada 390 juta penduduk dunia yang rentan terinfeksi virus dengue atau DBD per tahun. Penyakit DBD endemik itu ada di lebih dari 100 negara. Antara lain Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat.

“Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kasus DBD tertinggi di dunia, menempati posisi keempat kasus terbanyak dengan jumlah 125 ribu kasus pada tahun 2022,” kata dia, yang mengutip laporan _The European Centre for Disease Prevention and Control_.

Di Indonesia, jelas Prof Arsunan, kasus DBD tergolong fluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang dinamis dan juga kondisi lingkungannya serta kebijakan pemerintah tentang kesehatan.

Apalagi, pada 2024 hingga Maret ini, berdasarkan data Kementerian Kesehatan bahwa ada 15 ribu kasus DBD dan memiliki potensi kenaikan di musim pancaroba ini.

“Angka kematiannya juga fluktuatif tapi akhir-akhir ini meningkat untuk kematian. Di Makassar ada dosen yang meninggal dunia karena DBD. Jadi memang kasus penyakit ini tidak bisa diabaikan,” tuturnya.

*Perubahan pola perkembangbiakan nyamuk*

Prof Arsunan juga mengungkapkan, terdapat perubahan perkembangbiakkan nyamuk aedes penyebar virus dengue atau DBD. Dulu diketahui bahwa nyamuk penyebab DBD berkembang biak di wadah yang di dalamnya ada air. Namun sekarang tanpa wadah pun, selama ada kontak antara air dan tanah, bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.