170 ODGJ-Anak Punk Dirawat Purnomo
Aipda Purnomo menjelaskan latar belakangnya ingin merawat ODGJ dan orang terlantar di rumahnya. Dia ingin lebih bermanfaat untuk masyarakat di tanah kelahirannya yakni Lamongan.
Menurut Aipda Purnomo, setiap tahun pasien ODGJ yang dirawat di rumahnya itu terus bertambah. Saat ini, ada 170 ODGJ hingga anak punk yang tinggal di rumahnya.
“Sekarang kurang lebih 170, itu bukan hanya ODGJ, jadi telantar terus ada beberapa anak punk juga. Terus kemarin yang menghina pak presiden sempat diamankan Polres, namun ternyata dia depresi, sehingga kami rawat juga. Terus ada yang sengaja ditolak sama keluarganya akhirnya kami rawat,” kata Aipda Purnomo.
Dari sekitar 170 ODGJ yang dirawat di rumahnya itu, sebanyak 71 di antaranya ODGJ yang telantar di jalanan. Sedangkan sisanya adalah ODGJ yang memang sengaja dititipkan oleh keluarganya di Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
Aipda Purnomo mengatakan untuk ODGJ yang telantar ia menggratiskan biaya perawatan. Tapi untuk perawatan ODGJ yang dititipkan keluarganya, dikenakan biaya patungan. Sebab, Aipda Purnomo tak mampu jika harus menanggung biaya operasional perawatan semua ODGJ di rumahnya itu.
“Masalahnya kan kebutuhan operasional sangat mahal sekali, jadi sengaja memang biaya yang kita gratiskan itu orang telantar, anak jalanan. Terus kalau kita ketemu-ketemu keluarga yang dipasung yang mereka tidak memiliki biaya untuk berobat, itu kami jemput dan kami rawat dengan biaya patungan. Dalam artian kalau ada pasien yang dititipkan ke kami, memang sengaja kami ngomong sama keluarganya bahwasanya kami bisa membantu, namun ada biaya dan biaya itu kami putar karena untuk kebutuhan beras saja sebulan kami harus siap 2 ton,” jelasnya.
Dia bersyukur kini yayasannya itu telah mendapat perhatian lebih dari Pemkab Lamongan. Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Lamongan kini turun langsung menaungi serta mengawasi Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
“Karena kan kami bukan hanya sekadar menampung, namun kami memberikan layanan bener-bener berikan layanan kesehatan, kami berikan layanan semuanya. Jadi di tempat kami beda kayak yang di rumah sakit, jadi di tempat kami tidak ada yang ditaruh di barak-barak, ndak. Jadi semuanya kita lepas dan di tempat kami juga kami siapkan dokter juga yang seminggu sekali melakukan visit,” ucapnya.
Kegiatan ODGJ di Rumah Purnomo
Aipda Purnomo membeberkan kegiatan-kegiatan ODGJ selama proses perawatan di rumahnya. Para ODGJ itu memulai aktivitas sejak dini hari untuk melakukan salat malam hingga olahraga pagi bersama-sama.
“Untuk kegiatan, jam setengah tiga sudah harus bangun, salat tahajud, salat hajat, habis itu subuh. Habis salat subuh, kita ajak olahraga bersama. Habis olahraga bersama, mandi. Habis mandi pemberian obat pemeriksaan kesehatan. Habis itu salat dhuha, baru makan,” ujarnya.
“Siangnya istirahat total, bangun salat dzuhur sama salat ashar saja, masalahnya kita fokus untuk penanaman agama sama pengobatan. Jadi bener-bener kita sentuh mereka melalui hatinya,” tambahnya.
Demi kesembuhan para ODGJ itu, Aipda Purnomo mendatangkan perawat, bidan, dan dokter ke Yayasan Berkas Bersinar Abadi. Tak hanya itu, ada enam guru ngaji dan satu ustaz yang disiapkan untuk membimbing ratusan ODGJ tersebut.