Pariwisata Itu Mirip Angsa Emas

oleh
oleh
Kemenpar, Arif Yahya, (Foto: gapuranews.com)

Itu angka sementara. Kalau target perolehan dana dari tax amnesty tak mencapai target, besaran anggaran bakal dipotong lagi.

“Betul, saya setuju. Kita tak selayaknya lagi hidup dengan kondisi lebih besar pasak daripada tiang. Hanya tentu kurang bijak kalau semuanya main pukul rata. Jadi, perlu dipilah. Dilihat lagi paretonya. Menurut saya, pariwisata adalah angsa petelur emas. Jangan sampai kita salah sembelih. Kalau anggarannya bersifat konsumtif, dan tidak memberikan imbal hasil, silakan dipotong. Sebaliknya kalau sifatnya investasi, yang kelak menghasilkan, ya jangan. Sayang bukan kalau kita tak bisa menikmati telur emasnya?” kata Rhenald Kasali.

Angsa Emas itu oleh Menpar Arief Yahya dibahasakan sebagai portofolio bisnis, yang –siapa tahu—, itu juga yang dimaksud Presiden Joko Widodo sebagai core ekonomi negara. Tetapi akan menjadi core business atau bukan, naturaly, pariwisata memang sedang bertumbuh dan bergairah.

“Dalam bisnis, kita harus menempatkan seluruh resources ke portofolio bisnis yg kita yakini akan memberi benefit paling bagus. Ukurannya 3S, size, spread, sustainable. Ukurannya besar, menghasilkan benefit atau laba yang besar dan pertumbuhannya juga besar berkelanjutan. Dan itu semua ada di pariwisata,” jelas Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Jika dilihat dari perolehan devisa saat ini, Migas, Coal (batibara) dan CPO (kelapa sawit) masih di atas. size nya berurutan terbesar, tiga komoditi itu. Bagaimana dengan spread dan sustainable?

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.