Jakarta, sketsindonews – PKL Masjid Akbar secara kultur sosial sulit ditertibkan hingga saat ini telah menjadi fenomena ekspansi ekonomi rakyat yang tak bisa di hindari, apalagi saat bulan Ramadhan.
PKL Akbar sudah setiap tahunnya tergelarkan oleh berbagai komunitas pedagang yang tumbuh secara mandiri tanpa binaan pemerintah, mereka tumbuh secara alamiah dengan kreatifitasnya mendeisgn produknya dengan segment tersendiri, ujar Andi inisiator PKL Akbar dilokasi (4/6)
Menyoal larangan PKL Akbar Kemayoran dengan dikeluarkannya surat dari pihak Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPKK) seolah itu menjadi bola panas pihak Pemkot Jakarta Pusat dalam penegakan Perda No. 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum.
“Pihak kami hanya menampung dari para komunitas, kami inisiasi secara baik dengan pertimbangan kultur budaya PKL yang selama ini tumbuh di Kemayoran secara mandiri.”
Tambah Andi, ternyata mereka (pedagang) mampu memberikan kontribusi bagi kepuasan pembeli kalangan menengah kebawah dimasyarakat secara besar.
Termasuk transaksi komiditi pasar sangat signifikan bagi tumbuhnya Usaha Kecil dan Menengah,