Refleksi Akhir Tahun Sorowajan Memanggil: “Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto”

oleh
oleh

Zuhud senada dengan pemateri sebelumnya mengatakan bahwa Jelang tahun politik, suhunya sudah mulai terasa saat ini. Banyak elit politik yang sudah mengambil langkah jelang pilpres maupun pilkada yang akan dilaksanakan beberapa tahun lagi. Tak heran jika situasi ini sedikit banyak menciptakan dinamika tersendiri di tengah masyarakat. Kondisi ini tentu hal yang wajar di tengah proses demokrasi yang sedang tumbuh dan bekembang di tanah air. Oleh karena itu pers sebagai salah satu pilar demokrasi di tanah air memiliki peran penting dalam menjaga dinamika politik tetap berjalan dengan baik tidak keluar dari koridor yang sudah ditentukan.

Hal ini sejalan dengan Pasal 28J ayat (2) UUD 1945 tegas menyebutkan “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis”. Pungkasnya
Sutisna pun juga mengatakan, elit politik hari ini memenuhi karakteristik elit yang disebut ilmuwan politik Pareto (1968) sebagai elit dengan karakter rubah dan lion, yakni elit yang inovatif, spekulatif, dan skeptis. Berbeda dengan rezim sebelumnya yang cenderung menekankan pada stabilitas dan keseimbangan, elit politik hari ini memiliki kecenderungan untuk mengabaikan suara publik. Beliau juga menyoal tantangan demokrasi hari ini, yakni bagaimana menghadapi elitelit politik yang mampu melakukan rekayasa persetujuan tanpa harus menciptakan instrumen kekerasan seperti di era Orde Baru.

Diakhir kegiatan aktivis Sorowajan Memanggil sedikit menyakatakan sikap terhadap demokrasi yang sudah berjalan selama dua periode di masa kepemimpinan Jokowi, yang langsung dikomandoi Roja’ membacakan ikrar Bersama, sebagai Berikut ;

Kami Sorowajan Memanggil
1. Sorowajan merupakan pusat dari ruang dialektika dan gerakan mahasiswa yang ada di Jogja khususnya mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
2. Dari hasil pembacaan dan dialektika mahasiswa kami menilai bahwa demokrasi diera Joko Widodo dinodai untuk kepentingan segelintir orang
3. Kami Mahasiswa siap untuk terus mengobarkan Sorowajan sebagai pusat konsolidasi gerakan dan dialektika progresif dalam mengawal kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat
4. Selalu setia mengawal gerakan mahasiswa dan rakyat dalam menuntaskan kasus Hak Asasi Masa Lalu dan upaya pembungkaman suara masyarakat sipil.
5. Selalu menjaga integritas aktivisme dengan tidak menjual idealisme untuk kepentingan pragmatis yang mengesampingkan kepentingan HAM dan menindas rakyat.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.