Menurut Welya, ini adalah fenomena menarik yang menandakan terjadinya perkembangan sikap moderasi beragama yang semakin baik dan hangat. Alih-alih ribut karena urusan takjil, umat Islam justru merasa senang dan bahagia. Mereka menganggap fenomena “perang takjil” sebagai hiburan sekaligus berkah bulan Ramadan yang ternyata juga dirasakan oleh warga non-Islam.
“Kita juga memang melihat kok, kalau Ramadan tahun ini menunjukkan sisi harmonis dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Bukan apa-apa, warga non-Islam yang memborong takjil Ramadan mungkin memang ingin membantu bisnis kawan-kawan muslim, disamping karena lapar juga,” ujar Welya.