Mei

oleh
oleh

” Tidak apa-apa kak, kan belum lima menit dan tidak menyentuh tanah”. Aku bergumam dalam hati betapa dangkalnya pemikiran bocah kecil ini dengan menaksir 5 menit dan belum menyentuh tanah sebagai patokan.

“Tapi sudah kotor”, aku kembali menegaskan.

” Ah…kalau itu mah saya tiap hari kerjanya selalu kotor kakak, karena berani kotor itu baik..perut tidak lapar dan bisa sekolah”, Mei tertawa sambil menunjuk karung seukuran orang dewasa yang sudah terisi setengahnya. Topi merah kumal yang ia pakai aku seperti mengenalinya. Ada slogan Tut Wuri Handayani yang sudah samar-samar terlihat. Praduga ku salah, bau menyengat itu berasal dari karung yang ia isi dengan botol-botol plastik dan kardus bekas. Buktinya setelah ia melepaskan karung tersebut dan mendekatiku, aku hanya mencium bau matahari. Bau pekerja keras dan tekad untuk hidup lebih baik.

“Kakak terima kasih ya..”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.