Ia juga berani menabok FPI, ormas ganas yang sudah pasti anti Cina. Ia juga mengamuk membongkar semua sistem birokrasi korup di jajarannya, memecat walikota, memberhentikan lurah-lurah dan melaporkan para pejabat Pemprov di bawahnya ke polisi untuk disidik.
Ia melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan selama bertahun-tahun oleh pemimpin yang kenyang perutnya. Ia meletakkan kembali sesuatu pada tempatnya dan menjalankan fungsinya untuk kembali pada hakiki kebenaran.
Awalnya masyarakat terkaget-kaget dengan gayanya, tambah Deny.
Deny sang relawan Sahabat Ahok ini, menafsirkan, “Budaya santun dan munafik yg selama ini dipertontonkan, dibenturkan dengan budaya pesisir yang keras dan vokal apa adanya.
Kalau nyebut anjing ya anjing, bukan disamarkan dengan kata “binatang yang berekor dan menjulurkan lidah”. Merahlah telinga sebagian orang, terutama yang muka-mukanya nya ditunjuk.”
Dan seperti biasa timbul kemarahan akibat ego yang diinjak dan terluka karena mereka dimarahi seorang double minoritas (Cina). Hal yang tidak pernah mereka bayangkan selama ini.
Ahok tidak peduli dengan kecinaannya, dan itu ia sebut ber-kali2 di media massa. Bahkan is mengatakan “Gua memang Cina, tapi gua lebih Indonesia serta nasionalis. daripada para koruptor itu..”