Oleh : Kumara
Jogjakarta, sketsindonews.com – Panembahan Senopati adalah sosok yang pandai menyerap energi kekuasaan dan kekuatan alam semesta demi membangun kerajaan Mataram. Mulai dari
membina hubungan dengan penguasa Kedu dan Bagelen di sisi barat Mataram. Termasuk membangun kesatrian yang berhasil memiliki 1000 tentara pilih tanding dalam olah perang. Melihat gelagat egoisme Panembahan Senopati yang berlebihan ini, Ki Juru Martani menegur dan memberikan nasehat:
“Ada tiga kesalahan yang kamu buat ngger… Kamu memusuhi Raja Pajang Kanjeng Sultan yang tak lain orang tua dan gurumu. Saya malu karena kita yang ada di kerajaan Mataram sepertinya tidak tahu membalas budi baiknya. Bukankah kita telah diberi tanah dan wilayah untuk kita tempati dan kita bangun ini? Saya minta ngger, sekarang mintalah kepada Allah dengan teguh agar nanti bila Kanjeng Sultan sudah wafat, kamu bisa menggantikan keratonnya. Tapi sekarang jangan sekali-kali memusuhi beliau. Justru sebaliknya, balaslah kebaikannya agar batinnya rela nanti kamu yang menggantikan kedudukannya sebagai raja, “wejang Ki Juru Mertani.
Panembahan Senopati kemudian memenuhi petunjuk Ki Juru Mertani. Ia kemudian berangkat ke Lipura (sekarang Parangkusumo Kretek Bantul Jogjakarta) untuk bertapa. Di sebuah tempat sepi, dia melihat sebuah batu hitam mengkilat yang cucuk untuk dipakai meditasi. Batu indah ini dikenal sebagai “Sela Gilang” dan di batu ini pula Panembahan mendapatkan Wahyu Kebrabon, yaitu sebuah wisik gaib yang jelas dan terang berbunyi “Kamu akan menjadi raja mataram sejati mengalahkan pajang dan kerajaan kerajaan lain, begitu pula dengan cucu cucumu. tetapi cicitmu kelak juga akan menjadi akhir kerajaan mataram.