Jakarta, sketsindonews – Sekretaris Jenderal Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) Bungas T Fernando Duling menegaskan bahwa apa pun penyebab dan alasannya tidak dibenarkah sebuah konflik berakibat pada hilangnya rasa kemanusian.
Seperti yang terjadi dalam peristiwa Rohingya mulai dari anak-anak, para wanita dan orang tua menjadi korban kemanusian dalam efek konflik.
“Baik secara sengaja atau tidak disengaja para pelaku dengan menimbulkan korban yang menimpa masyarakat sipil dari etnis Rohingya harus dikecam dan dikutuk,” tegasnya, di Jakarta, Minggu (03/9).
Karena, menurutnya sebuah konflik yang diciptakan dengan segala macam bentuk alasanya memiliki perangkat untuk melemahkan komponen-komponen konflik. Sehingga tidak membabi buta dan berakibat kepada korban masyarakat.
Ketika korban lebih banyak terjadi dari warga sipil maka hal ini tentunya sudah menjadi sasaran dari konflik tersebut dengan maksud-maksud dan tujuan mengganggu stabilitas kawasan, geopolitik Internasional dan “pemberi sinyal” dari konflik global pasca “perang dingin”.