Lebih lanjut Pembina Osis mengatakan sistemnya sama seperti pemilihan umum yakni saat datang ke TPS, pelajar wajib berbaris di depan panitia, kemudian menunggu dipanggil oleh petugas, usai mendapat surat suara dan langsung masuk ke bilik suara untuk mencoblos pilihan 3 gambar pasangan calon pemimpin osis. Selanjutnya, mereka mencelupkan jari ke tinta biru sebagai tanda telah memberikan hak suara.
Pemilihan berjalan lancar meski saat awal sedikit ada rasa canggung. Namun, setelah berjalan lebih dari 10 menit semua berjalan lancar. Mereka tampak mulai memahami tahapannya.
Kepala SMP Angkasa Adisutjipto Mayor Penerbang Dariyanto mengatakan, “tujuannya memberikan pengetahuan sejak dini tentang tata cara pemilihan suara yang biasanya dilakukan saat pemilu serta menanamkan sikap sifat demokrasi. Siswa yang dipilih menjadi calon pemimpin OSIS harus menunjukkan kreativitasnya untuk menarik perhatian teman-teman agar memilihnya,”
“Pemilihan seperti ini dilaksanakan sebagai bagian dari pendidikan demokrasi sejak dini. Para siswa mengikuti rangkaian kegiatan, dari kampanye (pemasangan gambar calon ketua OSIS), orasi visi misi, hingga memilih di bilik suara,” lanjut beliau.
Pemahaman pemilu memang sengaja ditanamkan sejak SMP supaya siswa mengetahui prinsip memilih wakil rakyat tanpa ada paksaan. Selain itu, pemimpin yang mereka pilih sesuai dengan harapan mereka.