Jakarta, sketsindonews – Monica seorang anak usia 15 tahun nyaris saja akan kehilangan kesempatan mas dalam seumur hidupnya, hanya karena terpisah dari orangtuanya, dirinya anak dari seorang penjaja kopi keliling untuk menghadiri atas undangan World Health Organization (WHO) di Ottawa, Kanada.
Gadis berparas kuning langsat manis ini sendiri, sebelumnya berhasil menyingkirkan sejumlah pesaing-pesaingnya dalam mengikuti karya tulis mengenai pengalaman kekerasan yang diselenggarakan Yayasan Sayangi Tunas Cilik, partner dari Save the Children di Indonesia baru – baru ini.
Akhirnya Monica menjadi pemenang atas karya tulis yang dibuatnya tersebut, Monica pun berhak mewakili Indonesia guna memenuhi undangan WHO.