Jakarta, sketsindonews – Praktisi Kesehatan Masyarakat, Dr. Hanibal Hamidi mengajak seluruh elemen agar fokus terhadap pembangunan Indonesia dalam mengoptimalkan ‘Bonus Demografi’, untuk membawa Indonesia keluar dari ‘middle income trap’ yang dialami Indonesia selama 29 tahun, sejak tahun 1985 sampai 2014.
Menurutnya, akibat “penyelewengan arah pembangunan selama ini” oleh Orde Baru, Indonesia terjebak sebagai negara konsumen atau pasar bagi produk luar negeri, dengan kemanjaan akibat sasaran subsidi pada kelas menengah seperti BBM, listrik dan lainnya.
“SDA kita dibayar murah selaku pemilik, oleh negara AS dan sekutu lainnya yang difasilitasi oleh para ‘calo’ (pengkhianat bangsa), para elit pejabat pemerintah, politik dan elite masyarakat yang terkoneksi dengan cendana dan konglomerat lama dalam melakukan KKN,” ujar Hanibal kepada sketsindonews.com, melalui siaran pers, Selasa (14/5).
Sehingga masyarakat Indonesia yang miskin, kualitas SDM yang rendah, serta kesenjangan yang masih tinggi antar daerah dan antar kelompok masyarakat yang menimbulkan daya saing rendah, sebagai negara yang terjebak menjadi negara berkembang dengan pendapatan masyarakat rata-rata sedang, dan cenderung terus menurun, tidak bisa menjadi negara maju.
“Sampai nanti pada saatnya SDA kita habis terkuras dan tidak dipercaya untuk hutang, maka pada akhirnya akan menjadi negara gagal/negara bangkrut,” kata Hanibal.