Jakarta, sketsindonews – Lebaran Betawi Provinsi DKI Jakarta 2019 yang digagas Bamus (Badan Musyawarah) Betawi dinselenggarakan selama 2 hari di Silang Monas Jakarta, sejak hari ini hingga sampai besok hanya menampilkan beberapa anjungan dari 5 Wilayah Kota dan satu Kabupaten Kepulauan Seribu serta beberapa spot panggung hiburan.
Perhelatan Lebaran Betawi seperti tahun – tahun sudah hanya berkutat pada penampilan anjungan, kuliner serta pentas seni budaya betawi sehingga seperti kegiatan itu rutinitas tanpa informatik bagi publik, ujar sosiolog Danang Sasongko.(20/7).
Seperti orang datang hadir melihat di Lebaran Betawi 2019 hanya pada nilai kultur etnis betawi saja, padahal Jakarta merupakan Kota Metropolis yang secara makro ingin melihat bukan pada nilai budaya saja namun hasil sebuah pembangunan kota masing – masing melalui konsep budaya hingga kearifan local yang berdampak langsung hasil pembangunan kota secara ekonomi bagi masyarakat Jakarta.

Lanjut Danang, konsep ini hanya itu saja, tapi tak ada yang bisa menjadi pelajaran edukasi bagi publik apalagi wisatawan sebagai nilai tambah melihat kemajuan kota.
Dana hampir capaian 5 milyar rupiah dalam anggaran ini cukup besar dan hanya dibentuk tata panggung kesenian, sayang hanya konsep sederhana, padahal pagelaran budaya atau ajang lebaran betawi seharusnya bisa menjadikan kolosal review atau mengarah pada konsep imdustri untuk menjual daya tarik budaya betawi .
“Dalam anjungan setiap kota juga hanya demikian masyarakat tak disungguhkan nilai informatik hanya rumah adat tempo doloe dengan tidak memunculkan dinamika modernisasi kota berkultur.
“Doloe Betawi Kayak Gini”, setelah melihat objek, hanya itu yang dibenak pengunjung, setelah melihat, terang Danang.
Padahal masyarakat umum sangat ingin mendambakan apa kemajuan Kota Jakarta dengan selain nilai kultur betawi mampu bersaing pada sektor budaya menjadi pilar devisa.
Nila (41) warga Jakarta Selatan bersama keluarga ketika di konfirmasi mengatakan, dirinya tahu ada lebaran betawi dari wilayah, tapi kesini hanya ingin jalan – jalan di Monas.
Karena mau melihat stand tak ada hanya kami bisa berselfi saja berswafoto dengan tulisan ada lebaran Betawi di Monas, tutur Nila.
nanorame






