Jakarta, sketsindonews – Klarifikasi terhadap 2 (dua) tokoh Tanah Abang akhirnya memperjelas aksi bentrok Tanah Abang pada 25 Oktober 2019 lalu, setelah keduanya secara terbuka melakukan klarifikasi pasca bentrok di hadapan awak media.
H. Heru Nuryaman akhirnya menyambangi Kantor Dewan Pimpinnan Cabang (DPC) Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar Banten (BPPKB) jalan Jati Baru Raya didampingi pemuda Tanah Abang.
Menurut H Heru Nuryaman, dirinya datang kekantor DPC menemui H Okis, SH yang merupakan kawan lama sejak kecil.
“Kami klarifikasi seolah bentrok ini ada sesutu hal yang dimotori kami, tapi faktanya kan tidak,” ujarnya, Senin (9/12/19)
Menurutnya, Ketua DPC BPPKB, H. Okis juga sependapat dalam menyamakan visioner bahwa perbedaan itu harus menjadi kekuatan menjalin komunikasi secara intensif.
“Kami katakan sekali lagi Tanah Abang ini perlu kondusifitas tinggi karena perlu ada kesamaan visi membangun Tanah Abang kedepannya. Pemuda Tanah Abang yang dibangun saat harus mumpuni memanfaatkan dinamika perkembangan termasuk isu yang dibangun tentunya harus kita sikapi secara komunikatif antar ormas dan masyarakat,” jelas Heru.
“Mari Kita bangun Tanah Abang pasca kejadian menjadi satu pemikiran kita bersama untuk saat ini dan kedepan pemuda Tanah Abang bisa saling mendukung serta berinovasi melakukan stigma untuk jangan mudah terkotak-kotak,” ulas Heru.
Sementara H Okis SH Ketua DPC BPKB Jakarta Pusat sekaligus politisi PDIP ini menuturkan hal sama, “Yah kami berdua sahabat kecil yang selalu bersama dalam pandangan.”
“Kami menyadari dengan semakin dekat kami bersamanya tentunya ada pihak – pihak yang berbeda, itu hal wajar dalam satu sikap menilai kami berdua,” ujarnya.
“Tapi kami berdua adalah orang millenial dan pluralistik kesatuan bukan bicara etnis di Tanah Abang untuk berfikir maju menciptakan iklim Tanah Abang yang Nasional,” tukasnya.
Okis menambahkan, tak di pungkiri walau ada pihak-pihak yang mencoba masuk ingin memutus tali persaudaraan mereka berdua. “Persoalan konflik Tanah Abang bukan persoalan perebutan lahan namun hanya persoalan tersumbatnya komunikasi,” terangnya.
“Saya (Okis) sadar perlunya hidup bersama berdampingan, menjaga kerukunan menjadi sangat penting apalagi hidup di lingkungan yang dekat dengan pasar Tanah Abang pusatnya centra bisnis perlu kita jaga asset ini yang tidak di miliki oleh kota kota lain, Tanah Abang adalah miniatur DKI’ siapa saja ada disini, dari mana saja juga ada disini,” ujarnya.
Dia berpandangan bahwa Tanah Abang sudah Nasional bahkan Internasional, untuk itu sudah saatnya berfikir untuk mengikuti trend milineal dalam berparsipatif membangun kawasan secara kompetitif menjadi pemuda cerdas.
“Kami sudah sepakat pemuda Tanah Abang (Heru dan Okis) siap menjadi garda terdepan untuk menciptakan kedamaian di Tanahabang itu sendiri dalam mewujudkan peran pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta,” tegasnya.
“Kami meyakini dengan pluralistik tanpa tedeng aling etnis maka Tanah Abang bisa menjadi contoh potensi lokal bagi wilayah lain, selain pihak – pihak yang iritasi terhadap pandangan Tanah Abang dikotomi secara perlahan menyadari bahwa konteks Tanah Abang itu Heteroginitas persatuan Nasional yang tidak bisa ditawar,” tukas Okis.
(Nanorame)