Hasanuddin menambahkan, Framing “Devide et Impera” tersebut adalah cara negatif menarik simpati publik dengan memanfaatkan sikap Budiman ini. Framing “Playing victim” ini tidak tepat.
“SIAGA 98 mendukung langkah Budiman bergabung dengan Prabowo Subianto sebagai upaya membentuk poros persatuan nasional bagi kepentingan bangsa dan negara dalam menghadapi situasi internasional. Hanya dengan persatuan nasional, maka Bangsa Indonesia mampu memposisikan diri dalam dinamika politik internasional,” pungkasnya.
(Eky)









