Korban Banjir dan Longsor Agam Bertahan di Ruang Kelas

oleh -61 Dilihat
oleh

Ruang kelas SD Negeri 05 Kayu Pasak, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, untuk sementara dialihfungsikan menjadi tempat pengungsian bagi warga terdampak banjir dan longsor. Sebanyak 87 kepala keluarga kini bertahan di lokasi tersebut sambil menunggu kondisi kembali pulih.

Bencana banjir dan longsor melanda tiga kampung di wilayah Palembayan dengan total sekitar 300 kepala keluarga terdampak. Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan korban jiwa terbanyak, mencapai 180 orang, sehingga menyisakan duka mendalam bagi masyarakat setempat.

Sejak masa tanggap darurat ditetapkan pada 23 November 2025, pemerintah daerah terus mengintensifkan upaya pemulihan, khususnya di sektor kesehatan. Di posko pengungsian SDN 05 Kayu Pasak, tenaga medis dari Puskesmas Koto Alam bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Agam rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemantauan kondisi pengungsi.

Selain layanan medis, edukasi kesehatan menjadi fokus utama untuk mencegah penyakit di lingkungan pengungsian. Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Agam memberikan penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan dan keamanan pangan.

“Jika menerima bantuan makanan, sebaiknya dicek terlebih dahulu. Jangan dikonsumsi bila berbau atau tidak layak agar terhindar dari keracunan,” ujar Rachmi Oktaverina, petugas P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Agam.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan area pengungsian guna mencegah berkembangnya jentik nyamuk penyebab demam berdarah.

Sementara itu, pihak Puskesmas Koto Alam memastikan pelayanan kesehatan tetap dibuka setiap hari bagi warga terdampak.

“Puskesmas kami melayani setiap hari. Jika warga merasa kurang sehat, bisa langsung memeriksakan diri,” tambah Rachmi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, dr. Hendri Rusdiani, M.Kes, menyampaikan bahwa kondisi kesehatan masyarakat mulai menunjukkan perbaikan meski proses pemulihan masih berlangsung.

“Kondisi masyarakat berangsur membaik. Mereka mulai menerima keadaan dan perlahan bangkit, meski belum sepenuhnya pulih,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pada dua hari pertama pascabencana, 93 pasien luka berat telah dirujuk dan ditangani di RSUD Lubuk Basung, sementara korban luka ringan ditangani di puskesmas sekitar lokasi dengan dukungan relawan medis.

“Seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Agam tidak terdampak langsung. Puskesmas dan rumah sakit tetap beroperasi normal,” tambah dr. Hendri.

Menjelang berakhirnya masa tanggap darurat pada 22 Desember 2025, pemerintah daerah berharap kondisi kesehatan dan kehidupan warga terus membaik. Kehadiran relawan yang masih aktif membantu di posko pengungsian menjadi penguat bagi masyarakat Agam dalam menghadapi masa pemulihan.

No More Posts Available.

No more pages to load.