Ethical Leadership Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

oleh
oleh

Anies merupakan politikus yang dikenal menggunakan topeng agama untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam kepemimpinannya, Anies tidak selalu beretika. Di beberapa kesempatan, kebijakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang diharapkan dari seorang pemimpin.

Hal yang sama juga dapat dikatakan tentang Ganjar. Meskipun menyuarakan nasionalisme dan menggunakan topeng nasionalis, Ganjar juga terkadang tidak beretika dalam kepemimpinannya. Setiap pemimpin harus mengedepankan etika dalam tindakannya, terlepas dari topeng apa yang mereka gunakan.

Perlu diperhatikan juga bahwa dalam debat cawapres antara Ganjar dan Anies, terdapat serangan terhadap Prabowo dengan data dan fakta yang menyesatkan. Serangan semacam ini adalah contoh lain dari tidak adanya etika dalam kepemimpinan politik. Pemimpin harus berkewajiban memberikan informasi yang jujur dan akurat kepada masyarakat.

Tidak hanya itu, Anies dan Ganjar juga terlibat dalam pembodohan politik dan kesalahan informasi. Mereka seringkali menggunakan retorika yang menyesatkan untuk mempengaruhi pendapat publik. Kepemimpinan yang berkualitas adalah yang mengedepankan kejujuran dan integritas.

Dalam mencari pemimpin, kita harus selalu ingat bahwa tujuan utama adalah untuk menemukan pemimpin yang berkualitas, bukan pembohong dan penipu. Dalam konteks politik, kita harus berjuang untuk menciptakan pemilu damai dan riang gembira pada tahun 2024. Inilah zaman yang membutuhkan pemimpin yang etis, jujur, dan memiliki integritas yang tinggi.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.