Kisah Monyet Dan buaya, “Jangan Bohongi Teman”

oleh
oleh

“Ya nanti saja bu. Dia itu sahabat ku. Tak mungkin aku menghianati sahabat ku sendiri,” Kata buaya.

“Kamu bisanya hanya janji-janji saja pak. Ini semua demi anak mu yang tengah ku kandung. Kamu lebih memilih anak mu atau sahabat mu? Pokoknya jika kau tak membawa hati monyet, aku akan pergi dari rumah ini,” Kata isteri buaya mulai merajuk manja.

Buaya menjadi sangat bingung. Kini dia berada di posisi yang sulit. Yaitu memilih antara teman karibnya dan isterinya.

Ahirnya, dengan terpaksa dia menuruti kemauan isterinya. Dia berjanji kalau pulang dia akan membawakan hati monyet.

Lalu, si buaya pun keluar dan mengajak monyet untuk berangkat. Dia menyuruh si monyet naik ke punggungnya dan akan mengantarkan monyet lewat jalur sungai. Tapi ternyata si buaya memiliki rencana licik yang tak di ketahui si Monky monyet. Dan tanpa curiga si Monky monyet naik ke punggung buaya sahabatnya itu.

Tapi, setelah berenang agak jauh, si Monky monyet mulai merasakan kejanggalan, karena si buaya berenang semakin ke tengah sungai menjauhi daratan dan ahirnya si monyetpun mulai curiga.

“Hai buaya sahabat ku, mengapa kita malah menjauhi daratan?,” Tanya si Monky monyet.

Lalu buayapun bercerita tentang permintaan isterinya, bahwa dia ingin makan hati monyet. Mendengar cerita buaya, si monyet menjadi terkejut.

Kini dia mulai sadar bahwa keselamatanya telah terancam. Tapi dia berusaha bersikap tenang sambil mencari ide untuk lepas dari bahaya itu. Dan ahirnya, dia menemukan sebuah akal.

“Hahaha.. Jadi cuma itu masalahnya? Kenapa kamu tak bilang dari awal,” Kata monyet.

“Lho? Kenapa kamu malah tertawa? Bukankah kau tahu itu berarti keselamatan mu terancam. Karena aku berniat mengambil hati mu,” Kata buaya heran.

“Iya aku tahu kawan, tapi sayang sekali aku akan membuat mu kecewa,” Kata monyet lagi.

“Apa maksud mu?,” Si buaya semakin tak mengerti.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.